Praktik Sepak Bola Gajah di Indonesia

Apa itu Sepak Bola Gajah? Ini Penjelasan dan Contoh Kasusnya

Mungkin anda pernah mendengar dengan istilah sepak bola gajah? Sepak bola gajah merupakan istilah yang ditujukan terhadap pertandingan sepak bola yang dimainkan secara tidak fair oleh kedua tim yang berlaga.

Praktik sepak bola gajah ini biasa dilakukan supaya skor kedua tim sama, atau salah satu dari tim yang bertanding mengalah.

Ada beberapa laga pertandingan sepak bola di Indonesia yang dianggap terjadinya praktik sepak bola gajah, antara lain:

  1. Persebaya Surabaya dan Persipura Jayapura

Pada 21 Februari 1988, waktu itu Persebaya Surabaya menjamu Persipura Jayapura di Stadion Gelora 10 November.

 

Bertindak sebagai tuan rumah, Persebaya Surabaya justru melakukan aksi sepak bola gajah dengan mengalah dari tim tamu. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk balas dendam terhadap PSIS Semarang.

 

Waktu itu, sebenarnya tim kebanggaan masyarakat Surabaya ini memiliki segudang pemain bintang seperti Subangkit, Budi Johanis, Yongki Kastanya, dan Mustaqim sebagai bintang muda.

 

Praktik sepak bola gajah ini membuat nama Persebaya Surabaya sebagai tim superior pada kompetisi Perserikatan musim 1987-1988 tercoreng.

 

  1. PSS Sleman dan PSIS Semarang

Pada tahun 2014 lalu, praktik sepak bola gajah kembali muncul di sepak bola Indonesia. Waktu itu, PSS Selamn menang tipis 3-2 atas PSIS Semarang yang digelar di Stadion Sasana Krida Akademi Angkatan Udara DIY.

 

Dalam laga derby Jawa Tengah tersebut, 5 gol yang tercipta dalam laga tersebut berasal dari gol bunuh diri yang dilakukan oleh masing-masing tim.

 

Herry Kuswanto yang menjadi pelatih PSS Sleman waktu itu justru bungkam dengan kejaidan yang memalukan itu.

 

“Saya tidak mau berkomentar lebih banyak. Anda lihat sendiri banyak pengurus kedua tim berdiri di sana. Mungkin anda tahu, saya adalah atlet, ini tidak sesuai dengan hati nurani saya,” ujar Herry kepada para wartawan.

 

Begitupun dengan pelatih PSIS Semarang, Eko Riyadi yang sama-sama memilih diam seribu bahasa bahkan tidak mau mengadiri acara jumpa pers.

 

Sedangkan pengawas pertandingan, Zufrial, mengatakan: “Saya tahu ini bukan pertandingan normal. Dan tugas saya di sini hanya melaporkan apa yang saya lihat. Sehingga keputusan nanti akan diambil adalah PT. LI (Liga Indonesia).” terangnya.

 

  1. PS Biak dan Serpong City FC

Dugaan sepak bola gajah juga terjad di kasta bawah. Dimana, Kompetisi Liga 3 Indonesia mendapat sorotan usai laga krusial antara PS Siak Versus Serpong City FC. Laga tersebut dinodai oleh aksi pemain naturalisasi asal Kamerun, Bruno Casimir.

 

Pada pertandingan tersebut, Bruno Casimir yang merupakan pemain belakang PS Siak terlihat membiarkan pemain Serpong City FC mengambil bola yang seharusnya bisa direbutnya. Alhasil, terjadilah gol untuk Serpong City dan PS Siak harus kalah telak dengan skor 3-1, namun akhirnya Serpong City tetap gagal melaju ke babak 8 besar, yang artinya tidak bisa berlaga di Kompetisi Liga 2 Indonesia musim 2022.

 

Namun Bruno membantah bahwa dirinya membiarkan pemain lawan merebut bola sehingga terjadinya gol untuk tim lawan.

 

“Saya pemain professional, bisa ditanya ke orang-orang dekat saya dalam hal pekerjaan. Seumur hidup, saya tidak pernah makan uang haram. Semua penghasilan saya hasil kerja keras dan keringat saya.” tulis Bruno melalui akun Instagram pribadi miliknya.

 

“Pada saat kami dapat free kick, teman saya Khoirul Fikri, saya minta dia kasih bola ke depan, ke Fahri. Saya teriak-teriak, dia tidak kasih bola ke Fahri dan saat saya berbalik badan mau bicara ke bangku cadangan, tiba-tiba dia passing ke saya dan demi Tuhan saya tidak tahu kalau dia mau passing ke saya. Saya kaget, dia kenapa passing ke saya, dan dia langsung kejar bola itu,” imbuh Bruno Casimir.